Monday, March 19, 2007

Terumbu Karang

APAKAH TERUMBU KARANG ?
Sejak beberapa abad yang lalu dan bahkan sampai sekarang, karang dianggap batu atau tumbuhan walaupun sesungguhnya mereka adalah haiwan. Karang sebenarnya ialah sebuah polip yang mempunyai bentuk seperti tabung dengan mulut di bagian atas yang dikelilingi oleh tentakel. Pada beberapa jenis karang, individu polip ini mempunyai bentuk yang banyak, yang tersusun rapat membentuk formasi yang disebut koloni.
Walaupun semua spesis karang dapat menggunakan sengatan tentakel untuk menangkap mangsanya, kebanyakan makanan karang tropis berasal dari simbiosis yang unik. Di dalam jaringan karang, hidup ribuan alga mikroskopik yang disebut zooxanthellae, yang menghasilkan tenaga langsung dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Karang dapat memperoleh banyak tenaga dan oksigen langsung dari zooxanthellae. Sebaliknya, alga memperoleh tempat berlindung dari pemangsa dan memakai karbon dioksida yang dihasilkan karang dari proses metabolismenya.
Banyak karang mempunyai beberapa bentuk rangka untuk menyokong badan mereka yang sederhana. Karang lunak dan karang kipas mempunyai rangka yang terbuat dari protein. Namun, karang pembentuk terumbu mempunyai kerangka dari kalsium karbonat atau batu kapur. Karang-karang ini kebanyakan berasal dari kelompok scleractinia dan kadang dikenal sebagai hermatipik atau pembentuk terumbu. Kini, hampir 800 jenis karang yang tergolong kelompok scleractinia telah dideskripsikan. Bagaimanapun jika alga menggantikan karang, hal ini merupakan tanda bahawa terumbu karang tersebut tidak sihat. Terumbu karang yang sihat merupakan tempat yang paling beragam dari semua ekosistem laut yang telah dikenal, dengan susunan bentuk kehidupan yang lebih besar dibandingkan dengan ekosistem lainnya di bumi.
Terumbu karang di Asia Tenggara adalah yang paling terancam di dunia. Seperti halnya pada semua terumbu karang di dunia, mereka menerima pengaruh dari badai dan fenomena alam lainnya. Akan tetapi, peledakan populasi penduduk di wilayah Asia Tenggara telah menempatkan terumbu karang pada tekanan yang belum pernah dialami sebelumnya. Stres yang dialami dapat bersifat kronis. Sebagai contoh adalah pembuangan limbah secara terus menerus, tumpahan minyak yang sering terjadi, serta penangkapan ikan secara berlebihan. Pengeboman ikan atau kenaikan suhu air laut yang luar biasa juga turut menjadikan terumbu ini semakin terancam. Selama 20 tahun terakhir, pemutihan karang akibat suhu air laut yang tidak normal telah menjadi ancaman yang dominan. Penggunaan bahan peledak di terumbu karang menghancurkan struktur terumbu, serta dapat meninggalkan gunungan serpihan karang hingga beberapa meter lebarnya.
PEMBANGUNAN DI WILAYAH PESISIR
Wilayah pesisir yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keselamatan terumbu karang akibat hakisan dan pencemaran perairan laut. Pengerukan, penambangan pasir, pembuangan limbah padat dan cair, dan konstruksi bangunan, semuanya dapat mengurangi pertumbuhan karang; bahkan menyebabkan pemutihan karang. Hasil analisis menunjukkan 25% terumbu karang di kawasan Asia Tenggara terancam oleh pembangunan pesisir.

PENCEMARAN DARI LAUT
Aktiviti di laut yang mengancam terumbu karang antara lain ialah pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan bahan api dari kapal. Hasil analisis menunjukkan 7% terumbu karang di kawasan Asia Tenggara terancam oleh pencemaran dari laut.

PENCEMARAN DARI DARAT
Penebangan hutan, perubahan tanah tanih, dan sistem pertanian yang buruk, semuanya menyebabkan peningkatan bahan kumbahan masuk ke kawasan tadahan air. Bahan kumbahan dalam kawasan tadahan air ini sangat mempengaruhi pertumbuhan karang, atau bahkan menyebabkan kematian karang. Kandungan bahan kumbahan yang tinggi dari aliran sungai dapat merangsang pertumbuhan alga yang beracun. Keadaan ini mendorong pertumbuhan alga lain yang tidak saja memanfaatkan tenaga matahari tetapi juga membantutkan pertumbuhan karang.
PENANGKAPAN IKAN SECARA BERLEBIHAN
Penangkapan ikan secara berlebihan memberikan perubahan pada ukuran, tingkat kelimpahan, dan komposisi jenis ikan. Hal ini disebabkan ikan turut berperanan di dalam mencapai keseimbangan yang harmonis di dalam ekosistem terumbu karang. Penangkapan secara besar-besaran akan menyebabkan terumbu karang menjadi rapuh terhadap gangguan dari alam maupun gangguan dari kegiatan manusia. Tanpa ikan-ikan dan haiwan-haiwan avertebrata laut, maka populasi karang akan digantikan oleh populasi alga yang mencegah pertumbuhan larva karang. Penangkapan berlebihan yang meluas di Asia Tenggara kini mengancam 64% terumbu karang di kawasan tersebut.
PENANGKAPAN IKAN DENGAN CARA YANG MERBAHAYA
Penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan pengeboman ikan merupakan cara yang umum dilakukan, yang
memberikan kesan sangat negatif bagi terumbu karang. Penangkapan ikan dengan racun akan melepaskan racun sianida ke daerah terumbu karang, yang kemudian akan membunuh ikan-ikan. Karang yang terdedah kepada racun sianida juga akan mengalami pemutihan dan kematian. Pengeboman ikan dengan dinamit atau dengan racikan bom lainnya, akan dapat menghancurkan struktur terumbu karang, dan membunuh banyak sekali ikan yang ada di
sekelilingnya.
PEMUTIHAN KARANG
Perubahan iklim global juga menyebabkan ancaman yang signifikan terhadap terumbu karang di Asia Tenggara. Peningkatan suhu permukaan laut telah menyebabkan pemutihan karang yang lebih parah dan lebih sering. Peristiwa
El NiƱo Southern Oscillation (ENSO) tahun 1997-1998 telah mengakibatkan peristiwa pemutihan karang yang terbesar sepanjang sejarah. 18% terumbu karang kawasan Asia Tenggara telah rosak atau hancur akibat kejadian El-Nino itu.

Malaysia Tanahairku


Kenali Malaysia, Cintai Malaysia